Sebenarnya
saya tidak tahu apa nama gardu pandang atau pos pengamatan ini. Aku hanya
menyebutnya gardu pandang saja. Mungkin beberapa tempat memiliki gardu pandang
seperti ini untuk mengamati aktivitas Gunung Merapi. Beberapa kali saya
melewati daerah Ngepos, Srumbung. Dan beberapa kali pula saya melihat bangunan
seperti menara dari rangkaian besi yang tersusun ini. Namun, kali ini saya memiliki
kesempatan untuk naik ke menara yang tingginya kurang lebih 20 meter.
Saya
memasuki lokasi dengan pagar besi mengelilinginya, gembok besi masih terkunci
rapat. Saya berpikir mungkin tidak semua orang diperbolehkan untuk naik. Dan
saat itu pupus juga harapanku. Tiba-tiba teman saya mendatangi rumah yang
berada di sebelah menara. Rumah itu digunakan untuk mencatat hasil pengamatan
yang terlihat dari menara itu, mungkin aktifitas Gunung Merapi karena lokasi
ini berada di lereng Gunung Merapi. Teman saya bertanya apakah boleh naik ke
menara tersebut atau tidak? Setelah saya menunggu diluar, dia keluar bersama
dengan petugas yang sedang berjaga. Dia membuka kunci gembok dan memperbolehkan
saya naik, namun tidak diijinkan masuk kedalam ruangan di atas dan hanya
diperbolehkan di luar saja. Saya melangkah naik. Bangunan ini sudah cukup tua,
guratan karak mulai terlihat. Sampai diatas pemandangan nan indah didepan mata.
Ternyata
bangunan ini dibangun sudah cukup lama. Dibangun pada tahun 1935 oleh N.V.
Constructie Atelier Den Vorstenlanden Djogjakarta. Berdiri tegak di tengah desa
diantara bangunan rumah-rumah penduduk.





Tidak ada komentar:
Posting Komentar