Minggu, 26 April 2015

Bhumi Nararya Farm


Sesekali jalan-jalan ke peternakan seru juga. Hari itu, rencana awal ingin pergi naik gunung Turgo. Namun dalam perjalanan rencana itu berubah. Dan akhirnya saya mengunjungi sebuah peternakan kambing dan domba.
          Perjalanan saya dimulai dari Muntilan, sampai perempatan Tempel saya ke Timur ke arah Turi. Perempatan pertama saya tetap lurus. Dari situ perubahan perjalanan saya, awalnya saya ingin melewati Kaliurang, tetapi melihat jalan itu saya berfikir “Mungkin jika naik terus, nanti juga akan sampai Turgo”.awalya jalan yang kami lalui cukup lebar. Tetapi semakin ke atas, semakin mengecil.  Dalam perjalanan, tepatnya di daerah Tunggul Arum Turi, saya melihat sebuah gerbang dengan tulisan diatasnya “ Bhumi Nararya Farm”. Serta seekor patung Kambing atau Domba yang disusun dari pecahan kayu. Kunjungan saya pun beralih.
          Minat saya langsung tertuju pada tempat itu. Saya ragu untuk memasukinya. Dari gerbang utama, saya harus berjalan menurumi tangga beberapa meter. Kemudian saya bertemu dengan beberapa orang yang tengah mengobrol. Salah satunya adalah penjaga peternakan tersebut. Saya meminta ijin, dan diperbolehkanlah saya untuk berkeliling peternakan..(senyum lembar dong saya...).Penjaga peternakan sangat ramah dengan pengunjung.
Beberapa kambing kecil berkeliaran bebas, beberapa kali saya mengambil foto dengan kambing atau domba (maaf saya kurang paham perbedaan kambing dengan domba..hehehe). Susunan kandang kambing sangat rapi, dari kejauhan seperti susunan rumah adat  gitu..hehehe...beberapa jenis kambing dan keluarganya..hehe..dapat ditemui ditempat ini. Lokasinya masih sangat asri, pepohonan rindang tumbuh subur disekitarnya.
Sepenggal bait dibawah ini tertulis pada sebuah pigura kayu, yang menyambut kedatangan kami. Itu merupakan salah satu tujuan didirikannya ternak ini.
“Kami melakukan usaha ternak bukan sebatas mencari kejayaan tapi lebih pada upaya mencari keberkahanNya. Kami melakukan perdagangan dengan adil, sehingga kami memperoleh keuntungan seperti halnya manfaat ternak kami untuk pembeli. Kami adalah bhumi nararya farm.”
         

Kamis, 23 April 2015

Bermula dari Gua Cerme, Aku Mencintai Wisata Alam

Tuhan menciptakan keindahan alam tidak hanya di atas tanah. Di bawah tanah pun tersimpan pesona ciptaan yang Maha Kuasa yang wajib dikagumi. Dan dari sinilah awal mula saya mencintai wisata alam.
Gua Cerme adalah gua yang berada Dusun Srunggo, Selopamioro, Imorgiri, Bantul. Awalnya saya ditawari seorang teman untuk ikut pergi ke gua Cerme, katanya coba-coba uji adrenalin. Antara yakin dan tidak yakin saya meng”iya”kan saja. Entah apa yang ada dalam pikiran saya, namun saya ingin mencobanya. Ketka itu tahun 2012, pagi yang indah menemani perjalanan saya hingga imogori. Tidak ada mendung terlihat sedikitpun (saat itu musim panas,,,hehehe..), terik matahari sudah mulai menyengat. Jalan pedesaan dan sempit yang kami lalui, layaknya jalan bukit.  Sampai di Imogiri, ternyata teman saya ( wisnu namanya) sudah janji dengan dua orang rekannya yang tinggal di sekitar gua Cerme. Kami berempat siap berpetualang di Gua Cerme. Senter dan alat penerang lainnya sudah kami siapkan.
Berjalan tidak jauh dari lokasi parkir, kami sudah sampai di pintu masuk gua. Sebelumnya kami membeli tiket masuk seharga Rp 2.750,- per orang. Saya hanya membayar untuk dua orang, dua teman saya yang lainnya tidak dipungut tiket karena mereka asli warga Selopamioro. Bagi yang pertama kali mengunjungi tempat ini, tidak perlu kawatir karena beberapa penduduk lokal siap menjadi guide perjalanan anda menyusui gua cerme. Beberapa penduduk pun siap menyewakan senter bagi mereka yang tidak membawa alat penerangan. Tapi kami tidak menggunakan guide karena teman saya sudah beberapa kali memasuki gua ini dan dia hafal dengan rute lorong-lorongnya.
Awalnya saya ragu, suasana gelap memasuki gua membuat nyali saya ciut (benar-benar ciut). Teman saya sempat menakut nakuti saya “hati-hati ya, nanti salah jalan bisa ke Parangtritis kamu...” katanya. Tapi ini pertama kali bagi saya, dan saya harus mencoba (menyakinkan diri sendiri, hehehe). Dengan penerangan seadanya, saya dan teman-teman menyusuri lorong sepanjang kurang lebih 1,5 km. Kami membawa dua senter, satu senter rangcangan sendiri dari accu. 
Ini adalah aliran sungai di bawah tanah. Airnya sangat dingin. Tanpa penerangan mungkin kami tidak akan melihat apa-apa, karena benar-benar gelap. Saya mencoba berani mengikuti teman-teman saya. Ternyata pemandangan di dalam gua ini sangat indah. Dindingnya bercahaya seperti kristal, stalagmit dan stalagtitnya sangat menakjubkan. Saya tidak akan pernah menyesal pernah pengunjungi tempat ini.
Bagi saya perjalanan 1,5 km ini sangat menegangkan, sesekali lampu accu tiba-tiba mati. Mungkin karena udara didalam gua tidak bisa membuat senter itu menyala. Hal itu membuat saya benar-benar panik. Tidak jarang pula kami berjalan dengan tinggi air sedada. Saya membayangkan jika tiba-tiba banjir datang mungkin hidup saya berakhir di tempat itu...hehehe... seandainya pulang ditempat ini ada 100 orang, mungkin kami semua akan berebut oksigen,,,hmmm....selama satu setengah jam kami meyusuri sungai ini, hingga akhirnya terdengar suara pompa air yang cukup keras. Kata teman saya, kita sudah akan sampai ujung.
Akhirnya kami pun sampai ujung. Terik matahari sudah mulai muncul. Gua ini berujung di desa Giritirto, kecamatan Panggan, Gunung Kidul. Secara Geografis Gua Cerme masuk dalam dua kabupaten, kabupaten Imogiri dan kabupaten Gunung Kidul. Lelah jelas sangat terasa. Kami kemudian melanjutkan perjalanan kami menuju lokasi parkir. Selama perjalanan itu, panas matahari bisa menyeringkan pakaian saya yang basah selama berpetualang di dasar bumi hihhihi... tapi saya tidak pernah menyesal. Gua Cerme sangat indah sekali. dan sejak itu saya mencintai wisata alam.
Sekedar tips. Jika hendak kesana, pastikan kondisi badan fit karena medan yang dilalui tidak mudah. Karena ruangan sangat gelap, pastikan membawa alat penerangan. Bawa pakaian ganti ya,,,terkadang kita menemui lokasi yang airnya cukup banyak. Oh ya...jangan lupa menggunakan sepatu, jangan sekali-sekali tanpa menggunakan alas kaki..batu-batu didasar sungai dapat melukai kaki kita.